Langsung ke konten utama

SPEECHLESS

JIS (Jakarta International Stadium) Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto Credit Instargam @aniesbaswedan.

HARI ke-2 Futsal Training caMP bertajuk “Feel The Real Training caMP” bagi enam belas peserta didik Madrasah Pembangunan bikin speechless saya. Asli speechless.

Mulanya, speechless saya sangat pragmatis. Bagaimana tidak, saya sedang reschedule wawancara dengan Dr. Andy Hadiyantyo, MA–akademisi Universitas Negeri Jakarta, pernah menjabat Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UNJ– yang beberapa kali kesempatan tertunda karena kesibukan beliau. Lha, tak disangka, Futsal Training caMP hari ke-2 dilaksanakan di UNJ, di Fakultas Ilmu Olahraga UNJ.

Kepada Pak Saroni yang punya acara saya bertanya, apakah guru SKI sah bila ikut acara? Ternyata, katanya sah dan boleh. Nah, saya speechless, dong. Memang, saya bukan murni mau mengikuti acara Futsal Training caMP-nya Pak Saroni dengan khusyuk dan khidmat. Saya hanya butuh tumpangan ke UNJ.

Segera saya kontak Dr. Andy. Duh, Pak Andy hari itu tidak sedang di UNJ. Beliau sedang ada acara di hotel Swiss-Belresidences, Kalibata. Namun, terlanjur sudah dibolehkan ikut ke UNJ dan kebaikan Dr. Andy, saya diberi waktu bertemu di Swiss Bell jam 3 sore untuk wawancara. Ah, biarlah hitung-hitung ngisi liburan murah meriah dan bisa berbincang dengan akademisi. Nanti dari UNJ, langsung ke Kalibata.|

DI UNJ, Futsal Training caMP saya kira cuma main-main. Ternyata enggak. Seluruh peserta mendapatkan pengalaman melakukan serangkaian tes dari instruktur UNJ. Ada empat item tes; Reaksi, Kelentukan, Kekuatan, dan Kelincahan. Bagi Pak Saroni, hasil tes itu bisa jadi sangat penting untuk mengetahui kualitas peserta Futsal Training caMP atau sebagai treatment saat berlatih di madrasah, tapi bagi guru SKI mungkin harus dicarikan alasan relevansinya bagi belajar sejarah.

Peserta Futsal Training caMP berpose sebelum sesi pelatihan bersama pelatih Futsal, Pak Saroni. Foto Credit Abdul Mutaqin.

Tes dilakukan di salah satu ruang Gedung Olahraga UNJ, gedung olahraga dengan fasilitas modern dan nyaman. Ada ruang Exercise Physiology Lab, Biomechanics Lab, Sports Nutrition Lab, Ruang Tunggu Wasit, 2 Ruang Sport Message, Weight Training Room, Ruang Panel, Lift, dan Ruang Ganti masing-masing untuk pria dan wanita, serta toilet. Kata Pak Sandy, toiletnya bersih dan wangi. Pantas saja, lama sekali guru Fisika itu berkunjung buat “meninggalkan jejak” di sana. Toilet pun disediakan lengkap, laki-laki, perempuan, dan toilet untuk difabel.

Peserta Futsal Training caMP sedang menerima instruksi dari instruktur UNJ. Foto Credit Abdul Mutaqin

Ngebayangin jika Madrasah pembangunan punya fasilitas olahraga kayak gitu. Rasanya, semua guru bisa menikmati fasilitas menuju “Men Sana in Corpore Sano” saban hari.|

TERNYATA, saya dapat jatah makan siang dari Futsal Training caMP. Alhamdulillah, terima kasih Pak Roni, terima kasih Pak Eko. Jadi enak dan berasa sejahtera. Semoga kalian panjang umur, murah rezeki, dan jadi pejabat. Semoga Haji Fajar mengaminkan. Aamiin.

Dan, belum selesai acara makan di UNJ, speechless berikutnya menyusul. Jakarta International Stadium (JIS) membuka pintu lebar-lebar untuk peserta Futsal Training caMP. What? Kok, bisa?

Saya mulai gamang. Masalahnya, niatan dari UNJ akan berpisah menuju Kalibata untuk wawancara mulai menipis. Apalagi, Pak Sandy berubah jadi provokator. Guru Fisika itu memprovokasi saya terus-terusan bahwa saya masih bisa ikut ke JIS dan tetap bisa wawancara. Kata dia lagi, ini kesempatan langka, dan jarak JIS-Kalibata masih bisa dikejar dalam hitungan tidak sampai satu jam.

Saya percaya, memang guru Fisika pandai sekali mengukur jarak dan waktu, juga peluang. Itu keahliannya. Saya ini siapa? Cuman remah-remah doang. Jadi, hampir tidak ada alasan untuk membantah pendapat ahli. Artinya, tidak ada alasan untuk tidak ikut ke JIS dan tetap bisa wawancara.

Buseng deh, baru kali ini saya tergoda laki-laki seperti Pak Sandy. Tahulah saya, dia itu bukan saja guru Fisika, ahli mengukur jarak waktu dan peluang, tapi juga laki-laki perayu ulung. Pak Eko saja speechless. Mungkin Pak Eko heran, mengapa saya bisa bisa berubah arah dalam hitungan sepersekian detik. Ini jarang terjadi.|

WAW! Bisa jadi, bisa jadi, tapi jangan geram dulu, ini cuma hipotesis saya.

Bisa jadi, sayalah guru SKI pertama yang menginjakkan kaki di atas rumput stadion kebanggaan Jakarta; Jakarta International Stadium. Fantástico!

Jakarta International Stadium ramah lingkungan, punya daya tampung 82 ribu, dibangun oleh arsitek dan para pekerja Indonesia, menelan biaya kira-kira hampir 4,5 triliun, dan tentu berkelas internasional. Bisa menginjak rumputnya, berasa menginjak The Allianz Arena, a famous Landmark in Munich and the home of the football club FC Bayern Munich.

The Allianz Arena, Werner-Heisenberg-Alee 25, 80939, Germany. Foto Credit Suara.com

Pokoknya, speechless banget Futsal Training caMP bisa ke sini. Bisa jadi, dan moga-moga saja tahun depan Futsal Training caMP menginjak rumput Allianz Arena.

Mas Faris, orang JIS yang mendampingi tamu dari Futsal Training caMP bertanya pada saya.

“Bapak, dari mana?”

“Dari Madrasah Pembangunan, Mas,” Jawab saya, sedikit berlagak seperti pemegang otoritas futsal di MP setelah Pak Roni.

“Di mana itu?”

“Ciputat, deket UIN.”

“Oh, tahu saya. Ini keren loh, Pak. Kok, bisa masuk ke sini? Nggak bisa sembarang orang, apalagi rombongan untuk saat ini bisa masuk.” Ungkap Mas Faris heran.

Lha? Saya lebih heran. Lalu, ini saya bisa masuk ke sini atas perbuatan siapa? Apa mungkin ini hasil konspirasi Pak Eko?

Jakarta International Stadium. Video Credit Abdul Mutaqin.

Ealah, ternyata karena keberkahan terselubung. Ada rekomendasi seseorang di balik rumput JIS. Semoga ada rekomendasi kedua dari orang yang sama untuk peserta Futsal Training caMP dan pendampingnya suatu saat bisa merasakan megahnya rumput Allianz Arena di Munich. Kita doakan orang yang kasih rekomendasi itu jadi Gubernur DKI. Gus Djamal, barangkali tahu siapa dia?|

HIKS! Jarak, waktu, dan peluang tidak sesuai rumus fisika. Saya telat mengejar wawancara. Pukul 14.45, posisi saya masih di Jatinegara dari JIS menuju Swiss Bell. Tampaknya, tak akan bisa mengejar sampai jam 3 di lokasi.

Hai, guru Fisikaaaaaaaaa!

Akan tetapi, saya speechless lagi. Dr. Andy memaklumi dan memberi waktu saya untuk wawancara Kamis esok di UNJ. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, Engkau kirimkan orang-orang baik buat saya hari ini.

Pak Roni, kalau masih ada sisa-sisa Jersey Futsal Training caMP, bolehlah satu. Saya baru tahu dari membuka kamus, ternyata Jersey salah satu artinya “Baju Kaos”, tidak mesti kaos seragam bola tendang, basket, bulutangkis, atau kaos olahraga. Hahahah, ternyata saya masih “miskin” literasi Jersey.|

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Three Cycles of Certainty

Peserta Kuliah Manajemen Kematian Komplek Griya Sasmita, Serua, Depok berpose dengan narasumber. Foto credit, Mas Mono. BISA jadi, teori kecerdasan ganda Howard Gardner dikagumi dalam kesadaran hidup. Gardner telah mengidentifikasi delapan kecerdasan: linguistik, logis-matematis, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik . Gardner juga mempertimbangkan dua kecerdasan tambahan, eksistensial dan pedagogis . Teori Gardner banyak dibincangkan dan dipasangkan dalam teori belajar. Teori ini dianggap akademisi dan praktisi pendidikan sangat relevan dengan asumsi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi kecerdasan berbeda tiap individu. Kecerdasan-kecerdasan di atas –sering disebut dengan multiple intelligences – di bangku sekolah dipandang penting untuk mengembangkan kecakapan hidup setiap peserta didik. Aplikasi dari teori ini berupa rancangan proses pembelajaran yang bisa menjangkau pengembangan kecerdasan paling dominan yang dimiliki peserta didik di

"MISTERI" DI BALIK "TARAWIH TERAKHIR"

Draft "Tarawih Terakhir" Kita harus mulai berpikir seperti sungai jika ingin meninggalkan warisan keindahan dan kehidupan untuk generasi mendatang." – David Brower. INI sepenggal kisah. Kisah tentang para pemburu pasir Ciliwung dalam draft buku “Tarawih Terakhir”. Semula, rencana buku ini akan diluncurkan pada 18 November 2021 saat 95 % buku sudah siap pada Agustus 2021. 18 November adalah “waktu keramat”, tepat saat Milad Muhammadiyah ke-109. Bagi warga persyarikatan, Milad itu seperti saatnya berjumpa kekasih. Senang, bahagia, dan semringah jadi satu. Akan tetapi, karena kendala teknis, momentum Milad akhirnya tidak bisa direngkuh. Ia berlalu. Rasanya, seperti ditinggalkan sang kekasih tercinta yang pergi tanpa pesan. Mengapa Milad? Ya, karena buku ini punya benang merah yang kuat dengan persyarikatan Muhammadiyah Ranting Pulo. Rekaman para pejuang penggali pasir Ciliwung untuk membangun masjid yang dulunya Langgar Pak Tua Naen. Masjid yang kelak dibangun mereka susah

2920 HARI

Ilustrasi Perempuan Berhijab. Foro Credit https://www.islampos.com/ TIGA hari lalu, saya dan istri begitu bahagia. Kabar tentang Vera membuat kami berdua semringah. Bagaimana kami tidak bahagia, Vera sudah sah menjadi seorang ibu. Vera sahabat istri saya, guru dari putra saya yang istimewa; Qurban Bayram Jaziila. Vera amat telaten mendampingi putra kami ini dengan segala keunikan Jaziila. Sewaktu duduk di kelas dua, sepatu melayang. Lain waktu, Vera dan Jaziila seperti rebutan tas, saling tarik. Pasalnya, Jaziila ngambek, dia tidak suka diberi PR dari Wali Kelasnya itu. 17 Juli esok, Jaziila sudah masuk SMA. Dia sudah berubah banyak. Dan, Vera diakuinya sebagai guru favorit saat ia kenang sekarang. Hanya saja, malam ini, raut wajah Jaziila tidak sesemringah seperti dia mengenang kelakuannya pada Vera semasa di SD dulu. *** TIGA hari berlalu kemarin, saya dan istri bergegas akan menjenguk Vera. Kami ingin merasakan aura bahagia bersama, juga bersama suaminya. Maka, meskipun sedikit cap