Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Julid Fi Sabilillaah

Ilustrasi Tentara Netizen Indonesia dari akun @mas_gunadwii  Perang Julid Beberapa minggu terakhir ini, ada dua segmen julid yang gencar di sosmed. Pertama, julid fi sabilillah. Kedua, julid diimokroothiyyah . Keduanya sama-sama mengganggu mental orang. Saya lebih tertarik julid yang pertama, julid fi sabilillah . Ada kepuasan melihat mental tentara Israel, politisi Israel, jurnalis Israel, atau pendukung Israel terganggu karena efek serangan pada akun-akun medsos mereka. Julid fi sabilillah, salah satunya grup TNI (Tentara Netizen Indonesia) yang digawangi akun @mas_gunadwii. Akun ini sudah diikuti 10,6 orang. Ada tiga tujuan serangan TNI, pertama , REAKSI SI TARGET, AKUN DI PRIVATE. Kedua, TARGET BUAT TESTIMONI SERANGAN DARI KITA. Dan ketiga, AKUN TARGET HILANG. Bila salah satu atau ketiga-ketiganya terjadi, misi dinyatakan berhasil. Efektif? Ya, efektif. Sudah tidak terhitung akun tentara Israel, publik figur, dan pendukung Israel tumbang. Lebih banyak lagi yang di- private. Tid

Naskah Pentigraf MTs Pembangunan 2023 yang Lolos Seleksi

MTs Pembangunan kembali menggelar event menulis. Dimulai dari rangkaian kegiatan Field Trip, kemudian dilanjutkan dengan event menulis Pentigraf. Tim Editor yang bekerja sejak akhir Oktober 2023, telah menyelesaikan 100 % proses naskah seleksi dan editing. Pengumuman hasil seleksi telah dimuat di situs ini secara berkala setiap Sabtu, dimulai Sabtu, 09 Desember 2023 sampai dengan Sabtu, 23 Desember 2023. Hari ini, Sabtu, 23 Desember 2023 adalah pengumuman tahap terakhir naskah yang lolos seleksi. Kepada para penulis yang naskahnya belum lolos seleksi, tetap semangat menulis untuk mengikuti event-event menulis berikutnya, Keputusan Tim editor bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Selamat kepada penulis yang naskahnya sudah dinyatakan lolos TIM Editor berikut ini: Akbar Diawur. Judul pentigraf "Kehidupan di Masa Depan". Athaya Juneeta. Judul Pentigraf "Warisan Nenek" . Binar Bening Embun. Judul Pentigraf "Mukidi". M. Akhtar Ziyad. Judul Pentigraf &

Panti Yatim Literat

Lintang Aulia Madani, salah satu kontributor Antologi Janji Surga Tertinggi dan Lezatnya Kesabaran Menemukan quote Toni Morrison yang ini: “If there's a book that you want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it,” jadi merenung. Kata Morrison, jika ada buku yang ingin kamu baca, tetapi belum ditulis, maka kamu harus menulisnya. Ini gimana ? Tapi, iya juga, sih. Masalahnya, menulis itu tidak mudah. Ia bukan keterampilan cepat saji seperti memasak mie instan yang cuma butuh 2 sampai 4 menit saja mie sudah bisa dinikmati. Sedangkan menulis untuk melahirkan karya buku, prosesnya panjang dan melelahkan. Menulis juga butuh ‘banyak’ modal; modal banyak baca, banyak jalan-jalan, banyak riset, banyak berlatih, dan banyak mengamati topik yang sedang hangat dibincangkan. Peka pada momentum juga penting sebagai modal menulis. Jadi, tidak sesederhana yang diucapkan Morrison. Boleh jadi, bagi Morrison menulis itu sederhana, sesederhana penulis Afro-Amerika ini mema

Gaji Guru dan Konflik di Ruang Dapur

Ilustrasi Gandum. FOTO/iStockphoto Catatan ini berangkat dari citra guru pada era keemasan Islam. Sedikit capek menyelisik beberapa jurnal berbahasa Arab dan mengikuti ulasan seorang Kiai Muda dengan wawasan sejarah peradaban Islam yang keren, catatan ini hadir mendahului Hari Guru yang akan jatuh pada Sabtu, 25 November 2023 esok. Karena itu, catatan ini juga agak panjang. Tidak seperti catatan-catatan saya yang lain. Tidak mengapa catatan ini mendahului Hari Guru yang substansinya juga belum jelas untuk apa. Akan tetapi, substansi dari peradaban Islam yang menempatkan guru begitu terhormat, seolah nasib guru hari ini mundur ribuan tahun. Coba simak pelan-pelan catatan ini sambil ngopi-ngopi dengan kakanda atau adinda di rumah. Pada masa peradaban Islam, gaji guru –ini salah satu poinnya–bikin ngiler. Andaikata zaman ini bisa diputar ulang –seperti cerita sinetron Lorong Waktu -nya Deddy Mizwar– banyak guru akan menekan tombol “Masa Khilafah Islam”, terlempar dan mendarat di pusat Mad

Marwah

Word of Honorable. https://thesaurus.plus/synonyms/honorable Ada sahabat Facebook saya dari Surabaya; Mas Agung Prihandoko. Mas Agung merespons status WA saya hari ini. “Terungkap aja masih ngeri,” tulis Mas Agung yang dikirim ke nomor saya. Ini kali yang ke sekian Mas Agung ‘open’ dengan status WA saya. Saya suka sekali mengoleksi keyword  penting. Ia saya petik dari mendengar, menyimak, mengamati, bahkan sering saya pisahkan dari obrolan ringan dengan siapa saja. Lalu, keywor d itu saya ikat jadi status WA seperti status WA saya hari ini. Keyword dan status WA saya itu ide tulisan tersimpan. Karena status WA itu umurnya hanya 24 jam, maka sebelum status itu “mati” esok hari, saya sempatkan mengembangkannya menjadi narasi yang cukup untuk dibaca sekali duduk. Apalagi respons Mas Agung di atas jadi pemantik. Cepat-cepatlah ide itu diabadikan. Adalah cerita Pak Tanenji; Kasubdit PAUD Yayasan Syarif Hidayatullah saat beliau menyampaikan sambutan dan membuka acara “Ngaji Bareng” di aul

Pizaro Citizen Journalism dan Palestina

Saya dan Pizaro saat launching salah satu seri buku saya "Kiai Kocak". Foto milik Lukman Hakim Sidik  Namanya Pizaro Gozali Idrus. Saya memanggilnya Pizaro. Nama yang keren. Usianya lebih muda 10 tahun dari saya. Tapi, semua orang tahu, usia bukan ukuran lebih tua lebih berbobot. Begitu juga antara saya dan Pizaro. Bolehlah saya lebih tua darinya 10 tahun, namun kapasitas Pizaro lebih “tua” bertahun-tahun dari saya. Awal mula kenal Pizaro dari Facebook, lalu membaca novelnya "The Brain Charger".  Beberapa kali mengikuti kelasnya yang menarik; “Zionisme Internasional”, topik yang berat tapi menggemaskan. Setidaknya bagi saya begitu. Di mata saya, Pizaro itu humble . Dia dengan rendah hati pernah bersedia membincangkan buku saya; “Kiai Kocak” di satu forum bedah buku. Padahal waktu itu, honornya sebagai pembicara kecil. Saking kecilnya, kalau sekarang saya tanya, dia pasti lupa. Wkwkwkwk. Pada 2017, Pizaro menjadi Redaktur Anadolu Agency, kantor berita yang bermarkas

Anda Guru Tidak Pantas Untuk Pekerjaan Ini

Review kerja kelompok guru kelas 4 Workshop Asesmen Sumatif KKG MI Cipayung. Foto Credit: Suprihatiningsih TIGA puluh satu tahun lalu menginjakkan kaki di sekolah ini. Waktu itu baru lulus Madrasah Aliyah. Masih segar, energik, dan idealis. Tiap hari jalan kaki lebih kurang 1 km pergi mengajar. Honorarium tidak seberapa. Tidak dapat uang transport, tidak uang makan, tidak pula uang tunjangan. Akan tetapi, energi selalu penuh. Semula, tidak pernah terpikir menjadi guru. Mendengar kata orang, gaji guru itu kecil bila hanya honorer. Ia masih kalah dengan upah kuli bangunan. Di belakang hari, ada benarnya kata orang soal gaji guru itu. Jadi, sempat kaget saat menerima honor bulan pertama mengajar. Saat itu, upah minimum buruh di Jakarta saja memang baru Rp18.200 per bulan. Ayah memberi nasihat yang menohok soal honor pertama itu. Katanya, “Bila semua orang berpikir dan berbuat seperti yang kamu pikirkan, maka tidak akan ada orang yang mau mengajar. Semua memilih jadi kuli bangunan saja. La

Generasi Baper

Baper. Resource https://tirto.id/ SEJAK internet mendunia, smartphone jadi personal device , dan media sosial jadi diary, orang bisa membaca isi hati dan isi pikiran orang lain melalui status, notes , atau video reels yang diposting melalui akun media sosial masing-masing. Dunia jadi lebih ramai dengan loncatan efisiensi waktu yang tidak terkira. Dalam hitungan detik, guru di sebuah sekolah di Ciputat misalnya, bisa tahu seorang temannya yang tinggal di luar Jawa sedang makan di restoran mewah menikmati menu ‘Pecak Oncom’ dari unggahan video di Instagram miliknya. Guru di Ciputat itu terbit air liurnya sebab unggahan itu dilihatnya di saat jam makan siang. Sayangnya, dia sedang tidak punya uang untuk membeli nasi karena tanggal tua. Jadilah dia guru baper  dan menganggap postingan itu ‘tidak manusiawi’. Lalu, dorongan baper itu menuntun jarinya memberi komentar : “UNFAEDAH!”. Ditulis dengan CapsLock . Di- bold pula. Diikuti tanda seru (!).  Dan, ‘perang’ dimulai. Unggahan Pecak Onco

Refleksi Maulid for Teenager

Ilustrasi generasi milenial. Resource dari https://news.unair.ac.id/ KALI ini ada rasa ‘gregetan’ dengan penceramah undangan yang isi ceramahnya out of context . Berharap dapat pencerahan baru bagaimana meneladani akhlak Nabi shallallahu alaihi wa sallam , malah miskin dari nilai cerah. Alih-alih ingin membuat suasana segar, penceramah malah melempar pantun bernuansa dewasa. Itu konten belum cukup umur untuk peserta didik tingkat Tsanawiyah. Ini poin pertama. Berharap dapat refleksi dari ‘orang luar’, mendatangkan penceramah sebenarnya strategi bagus. Memang harus dipilih cara ini agar anak-anak dapat nuansa baru. Kalau tiba-tiba guru mereka sendiri –misalnya Pak Abdul– yang naik panggung ceramah, bisa-bisa mereka nyeletuk, “Dia lagi dia lagi” . Jadi, meskipun values atau isi ceramah itu sama saja dengan guru mereka sendiri, kejenuhan bisa dihindarkan. Hanya saja, bila penceramah luar itu tidak well prepare , ceramah akan tidak efektif. Sangat mungkin pada waktu yang bersamaan, pesert

Bayi di Musim Bunga

Kaligrafi Muhammad. Source: https://artikula.id/ Musim Bunga HARI pada 571 M yang silam, lahir sang pembawa rahmat bagi alam semesta, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau diutus untuk menggugah kesadaran umat manusia, mengusir kabut hitam (az-Zhulumat) peradaban jahiliyah mereka, dan mengajak hidup dalam naungan cahaya hidayah (an-Nur) . Dalam kalender Hijriyah, pada Rabu kemarin, selepas matahari tenggelam sampai Magrib di hari kamis, tepat hari itu jatuh tanggal 12 Rabiul Awwal. Pada tanggal itu baginda Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan, bertepatan pada April 571 M. Konon, Rabi’ berarti 'musim bunga' . Awwal , berarti 'yang pertama'. Jadi, Rabi’ul Awwal , sebagaimana lazim berlaku adalah bulan di mana bermulanya musim bunga bagi tanaman. Tiap Rabiul Awwal menjelang, di jazirah Arab buah-buahan mulai berbunga dan kemudian berbuah. Bertepatan dengan Rabi’ul Awal saat beliau dilahirkan, berlangsung April dalam kalender Masehi. Anda pasti t