Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

LITERASI PLAGIARISM

Plagiarism Detector. Foto Credit  https://www.educatorstechnology.com/ Banjir Resources HARI ini, proses menulis sangat menyenangkan. Boleh dikata, penulis sangat dimanjakan. Berbagai fasilitas yang menunjang proses kreatif menulis begitu melimpah. Hari ini, ketersediaan konten bahan tulisan bisa didapat dalam hitungan detik. Saking banyaknya bahan, penulis bisa bingung, mau nulis apa, sebab resources  di internet yang di- publish mesin pencari mengular dari hulu hingga hilir. Hari ini, misalnya, teknologi Google Doc sangat membantu editing ringan. Bila dalam susunan kalimat ada kata yang ditik kurang atau kelebihan huruf, salah tik (typo) , Google Doc akan memberi garis merah. Bila kursor diletakkan pada kata bergaris merah itu dan diklik, Google Doc akan memunculkan saran perbaikan kata. Silakan Anda coba. Hari ini, bahkan membuka kamus KBBI untuk memastikan suatu kata baku atau tidak baku tidak perlu harus beranjak menuju rak untuk merujuk buku tebal itu. Sekali klik, keraguan

PENTIGRAF

  Angka Tiga. Foto Credit  https://www.psikologimimpi.com/ PENTIGRAF. Anda pernah mendengar genre karya sastra ini? Sebagai yang terus belajar menulis, saya tertarik. Sempat sih, satu kali meski samar-samar menangkap perbincangan genre ini. Hanya saja, tak serius saya menyelisik. Tiga Paragraf Belakangan, Pak Hae, rekan guru saya bahkan sudah pula punya kumpulan (antologi) pentigraf. Rasanya, saya semakin tertinggal. Padahal menurut Warsono dalam http://warsono.gurusiana.id/article/2020/6/belajar-pentigraf-dari-sang-penggagas-94350?bima_access_status=not-logged , genre ini sudah diperkenalkan pada 1980. Berarti, telat sekali bagi saya mengenal sastra yang satu ini. Kali ini, saya ingin memperkenalkan pentigraf dari dua sumber. Dari tulisan Warsono di atas dan dari Kampung Pentigraf Indonesia (KPI). Pembaca bisa merujuk ke sini: https://www.facebook.com/groups/133536197048183 . Hanya dua sumber, sebenarnya belum cukup bagi saya menyerap informasi tentang pentigraf meskipun isi dua sumb

BUNDA LITERAT

Gambar sampul dari "An Introduction to School Finance in Texas", TTARA Research Foundation, by Sheryl Pace, Senior Analyst Texas Taxpayers and Research Association (TTARA) GURU biasa-biasa saja hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu menunjukkan. Sementara guru yang hebat bisa memberikan inspirasi. HARI ini saya dapat cerita dari pengalaman yang mengesankan, cerita menarik saat berjibaku untuk merampungkan sebuah naskah buku. Draft buku ini sebenarnya sudah cukup tebal, sudah 525 halaman bila dikonversi pada halaman  layout  di  InDesign . Akan tetapi, ada bagian cukup detail yang harus saya masukan dalam deskripsi sesuai hasil masukan  reviewer. Narasumber berkisah kali ini seorang ibu rumah tangga. Dalam wawancara ringan melalui WA, saya menangkap ia punya  sense of journalists  yang terhubung dengan gurunya. Dan ia, sangat bangga dengan gurunya itu. Cerpen anak karyanya sudah muncul di koran  Republika  saat ia masih duduk di bangk

SI EASY GOING YANG MENGUDARA

Fathan Naufal Setiawan, Alumnus MTS. Pembangunan UIN Jakarta. Video Credit, Fatan Naufal Setiawan . DAHULU, keberhasilan belajar selalu diukur dengan ranking . Ia bak panggung selebrasi, semacam mimbar kehormatan bagi juara kelas. Maksudnya baik, sebagai motivasi belajar. Akan tetapi, kenyataannya tidak selamanya demikian. Bagi sebagian orang, ranking seperti ketok palu putusan hakim pengadilan; kamu pintar atau kamu bodoh. Ranking seperti bola liar yang menggelinding ke mana-mana. Ia jadi topik pembicaraan keluarga besar di forum arisan, konten berita saat kumpul lebaran, atau pengumuman dari mulut ke mulut saat acara kondangan pernikahan sepupu. Maka, dalam forum silaturahim yang baik itu, ada wajah-wajah semringah, bercahaya, dan berbinar-binar. Ada pula yang muram, kecut, dan kusut masai. Yang semringah, semua tahu siapa mereka. Yang muram, kecut, dan kusut masai, semua pun tahu. Semua beralih rupa karena 'tuah' 7 huruf: ranking. | PROSES belajar seperti membakar roti dal

RASAKAN BEDANYA!

Untuk sukses, kadang kita butuh kesalahan. Foto Credit, the blowup, on unsplash. com Soft Skill Menulis MENYAJIKAN narasi yang enak dibaca, mengalir, koheren, argumentatif, dan runut termasuk soft skill menulis. Ini bisa dipelajari dan dilatih. Asalkan tekun dan giat berlatih, siapa saja bisa menguasai soft skill menulis yang baik itu. Sebentar. Tekun dan giat berlatih menulis belum cukup. Ada satu lagi, punya reviewer . Tentu  reviewer  yang saya maksud  reviewer  yang punya keahlian menyunting. Reviewer me- review draft tulisan sebelum diterbitkan. Jika draft belum lolos dari tangan reviewer, perbaiki dahulu. Saya punya reviewer . Ia guru bahasa Indonesia, editor profesional pemegang lisensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis dan Editor Profesional (LSPPEP) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi  (BNSP). Namanya, Dani Wahyudi. Saya menyapanya dengan sapaan “Pak Dani”.  Pak Dani selalu membaca draft tulisan saya sebelum diterbitkan di majalah sekolah yang kami asuh;  Majal