Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

BUKAN SALAH SI BAWANG MERAH

  Legenda Si Bawang Merah Bawang Putih. Picture Credit Lhimpape Hati-hati dengan Bu Inggrid!" Delinda mendengus. Aku bengong. Keningku berkerut. "Dia itu, orangnya begini-begitu!" Delinda mengatakannya lagi dengan nada ditekan. Itu hari yang sial buatku. Aku Skandinavi. Ya, Skandinavi namaku. Guru baru di sekolah megah ini. Oh iya, soal namaku, nanti aku kasih tahu. Aku sedang tidak  mood  menjelaskannya. Hatiku sedang berusaha direbut orang. Otakku sedang menimbang. Jadi, aku yang seakan bergemuruh ketika menjelaskan namaku, aku sedang sangat tidak berselera sekarang. Sebagai orang baru, aku belum juga tahu Inggrid yang mana.  “Emangnya kenapa?”  Kataku dalam hati. Apakah dia tukang jagal, jawara senior, atau pemakan daging orang sehingga aku di- warning  harus hati-hati.  Je ne sais pas! "Eliana!"  Aku memekik dalam hati. Eliana teman yang baik. Delapan tahun lalu, ia merajuk.  “Jangan resign Skandi! Di mana pun kamu bekerja, kamu akan menjumpai tipe orang ya

HARI GURU DAN SENSE of TOGETHERNESS

25 November lazim disebut Hari Guru Nasional . Ada juga Hari Guru Sedunia (World Teachers' Day) yang diperingati setiap tanggal 5 Oktober. Konon, sudah sejak 1994 World Teachers' Day diperingati. Berarti, pada 2022 ini, sudah kali ke-28 World Teachers' Day berlangsung. Sebulan dari World Teachers' Day ditetapkan, Presiden Soeharto menetapkan Hari Guru Nasional pada tahun yang sama. Adakah signifikansinya bagi guru baik secara ekonomi, skill , dan kemampuan beradaptasi untuk menjawab proses pembelajaran masa depan setiap kali perayaan itu digelar? Dua tahun kemarin, guru nyaris kehilangan momentum maksimal mengawal proses pembelajaran karena pandemi. Selebihnya, malah beban di pundak guru teramat berat, termasuk menghadapi persoalan dapur keluarga. Tentu, tidak semua guru menghadapi problem ini. Sebagian kecil mereka hidup makmur, kaya, punya kendaraan dan rumah bagus, serta tugas tambahan yang menopang kemakmurannya. Namun sebagian besar guru di Indonesia, pandemi

BERMUHAMMADIYAH SAMPAI KE METRO

RSU Muhammadiyah Metro. Foto credit  https://halopaginews.com TAHUN 1912, seperti tahun “keramat”. Itu “angka Muhammadiyah”. Sejarah telah memilihnya sebagai penanda ia berdiri, melekat, dan berkohesi dengan ingatan. Pada 18 November esok, batang usia Persyarikatan ini akan menyentuh bilangan seratus lebih sepuluh tahun, penanda bahwa Muhammadiyah tetap survive meski sudah melintas zaman. Dahulu, sewaktu mengaji di masjid dan sekolah Diniyyah sore, sedikit sekali peristiwa besar pada 1912 yang diungkap di ruang-ruang kelas. Guru-guru ngaji dan Diniyyah saya amat jarang menyebut peristiwa selain kelahiran Muhammadiyah saja. Bisa jadi, karena Muhammadiyah sangat dicintai dan sudah kadung identik dengan angka 1912. Padahal, Sarekat Dagang Islam (SDI) bertransformasi menjadi Sarekat Islam (SI), KH. Agus Salim membuka H.I.S ( Hollandsche Inlandsche School) partikelir di kota Gedang, atau Indische Partij yang didirikan Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantoro berlangs

MOTEL TETANGGA MASJID

Trio Ustaz Korps Mubaligh Muhammadiyah Depok: Fathoni (jaket merah), Irfan, dan Chairil Ihsan. Foto Credit Ustaz Mahfan. TADI malam, di warung Mie Aceh, sedikit segmen tentang Islam di Korea jadi bahan obrolan. Naratornya Ustaz Irfan. “Ustaz Korea” ini pulang kampung buat sejenak menikmati bulan madu. Enam bulan pengalaman berdakwah di Korea, wajar saja ada futur- nya, ada kangennya pada kekasih. Dalam konteks waktu enam bulan itu penting digarisbawahi. Secara historis, ia bisa dirujuk. Dahulu, Khalifah Umar bin Khattab (khalifah pada 634-644 M) menetapkan waktu tugas bagi seluruh prajurit Muslim di medan perang tidak lebih dari enam bulan. Jadi, tak apalah kita anggap, Ustaz Irfan itu prajurit yang sedang melaksanakan fatwa Khalifah Umar untuk menemui kekasihnya setelah lelah bertempur enam bulan di medan dakwah.| KALI pertama Islam masuk ke semenanjung Korea berlangsung pada masa Dinasti Silla. Dinasti Silla merupakan salah satu pemerintahan dari periode Tiga Kerajaan Korea yang munc

DAKWAH MEDIA PROFETIK

Kover Majalah Tabligh Kewajiban Dakwah TUGAS dakwah terus berpindah. Semula, tugas berat ini hanya diemban para Nabi, sendirian saja sebelum mendapatkan pengikut. Awalnya dengan sembunyi-sembunyi, lalu secara terbuka dan terang-terangan seiring seruan mendapatkan sambutan. Dunia dakwah mengalami pasang surut dan berliku. Pertama karena tantangan dakwah tidak ringan. Kedua karena pendakwah bergeming pada kebenaran yang diserukan. Kedua hal ini akan terus bergelut untuk saling mengalahkan. Konsekuensinya pun ada dua kemungkinan; dakwah akan terus berlangsung karena keteguhan pendakwah, atau surut ke belakang karena tantangan semakin berat. Keyakinan pada kebenaran menjadi kunci dakwah terus tersambung sampai sekarang. Memang begitulah janji Al-Quran apabila yang haq telah datang, maka akan hancurlah segala kebatilan (QS. Al Isra [17] : 81). Dan, karena tantangan ini, semangat dakwah bukan malah padam melainkan kian berkobar. Sebaliknya, manakala keyakinan pada kebenaran yang disampaik

SANDAL JEPIT TERAKHIR

Sandal, Gembok, dan Rantai. (Sumber: http://www.gurusiana.id/) JANGAN sepelekan sandal jepit. Setidaknya bagiku, para santri, ia berharga. Begitu berharganya, aku sudah kehilangan 17 pasang dalam satu semester. Artinya, sudah tujuh belas kali, entah siapa pelakunya, ia menjadi berharga sehingga harus dengan cara tanpa izin ia berpindah kaki. Sekali lagi, entah siapa yang memburu sandal jepitku. Sampai hari ini masih misteri. Aku menduga, sang pemburu sejenis siluman kecoa berkepala tuyul. Atau, makhluk dari planet Mars yang turun ke bumi untuk mencari alas kaki karena sandal jepitnya juga dicuri siluman kecoa itu. Entahlah. Aku tak yakin bila pemburu sandal jepitku santriwati sesama penghuni asrama. Tidak mungkin. Umi, pengasuh pondok putri sudah puluhan kali memberi wejangan soal hak milik. Kata Umi, memakai barang milik orang lain tanpa izin, itu sama dengan ghasab . Tak peduli barang itu senilai sandal jepit, kaus kaki, bh alias kutang yang sudah putus talinya, atau celana dalam usa

Misread Google Map yang Berakhir Bahagia

Icebreaker; Pak Fuad sedang 'menggoda' santri peserta workshop. Video credit Ahmad Rudianto. INI workshop yang menyenangkan. Semua pesertanya “makhluk halus”. Sekitar 250-an dari mereka berparas halus, imut, cantik, manis, ya begitulah. Mereka santriwati setingkat SMP dan SMA peserta workshop menulis bertajuk “Gemar Literasi”. Tagline workshop ini mentereng: “Meluruskan Cakrawala Dunia Memperkuat Ujung Tombak Peradaban”. Merupakan rangkaian dari gelaran Wonderful Muharam Fest 2022 . Diselenggarakan oleh Pengasuh santri putri Pondok Pesantren Modern Nurul Huda, Setu, Bekasi. Ini kali pertama acara Wonderful Muharam Fest digelar dan mengusung literasi menulis. Ada bazar buku juga. Keren. Panitia penyelanggara di boot bazar buku-buku Pustaka MP.  Foto credit, Ahmad Rudianto. Google Map SEHARI sebelum workshop, tiga orang dari Tim Pustaka MP meluncur. Tim Membawa beberapa buku untuk bazar dan memastikan lokasi acara. Pukul 09.00 pagi, Tim sudah berangkat dari Madrasah Pemba

LITERASI PLAGIARISM

Plagiarism Detector. Foto Credit  https://www.educatorstechnology.com/ Banjir Resources HARI ini, proses menulis sangat menyenangkan. Boleh dikata, penulis sangat dimanjakan. Berbagai fasilitas yang menunjang proses kreatif menulis begitu melimpah. Hari ini, ketersediaan konten bahan tulisan bisa didapat dalam hitungan detik. Saking banyaknya bahan, penulis bisa bingung, mau nulis apa, sebab resources  di internet yang di- publish mesin pencari mengular dari hulu hingga hilir. Hari ini, misalnya, teknologi Google Doc sangat membantu editing ringan. Bila dalam susunan kalimat ada kata yang ditik kurang atau kelebihan huruf, salah tik (typo) , Google Doc akan memberi garis merah. Bila kursor diletakkan pada kata bergaris merah itu dan diklik, Google Doc akan memunculkan saran perbaikan kata. Silakan Anda coba. Hari ini, bahkan membuka kamus KBBI untuk memastikan suatu kata baku atau tidak baku tidak perlu harus beranjak menuju rak untuk merujuk buku tebal itu. Sekali klik, keraguan

PENTIGRAF

  Angka Tiga. Foto Credit  https://www.psikologimimpi.com/ PENTIGRAF. Anda pernah mendengar genre karya sastra ini? Sebagai yang terus belajar menulis, saya tertarik. Sempat sih, satu kali meski samar-samar menangkap perbincangan genre ini. Hanya saja, tak serius saya menyelisik. Tiga Paragraf Belakangan, Pak Hae, rekan guru saya bahkan sudah pula punya kumpulan (antologi) pentigraf. Rasanya, saya semakin tertinggal. Padahal menurut Warsono dalam http://warsono.gurusiana.id/article/2020/6/belajar-pentigraf-dari-sang-penggagas-94350?bima_access_status=not-logged , genre ini sudah diperkenalkan pada 1980. Berarti, telat sekali bagi saya mengenal sastra yang satu ini. Kali ini, saya ingin memperkenalkan pentigraf dari dua sumber. Dari tulisan Warsono di atas dan dari Kampung Pentigraf Indonesia (KPI). Pembaca bisa merujuk ke sini: https://www.facebook.com/groups/133536197048183 . Hanya dua sumber, sebenarnya belum cukup bagi saya menyerap informasi tentang pentigraf meskipun isi dua sumb

BUNDA LITERAT

Gambar sampul dari "An Introduction to School Finance in Texas", TTARA Research Foundation, by Sheryl Pace, Senior Analyst Texas Taxpayers and Research Association (TTARA) GURU biasa-biasa saja hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu menunjukkan. Sementara guru yang hebat bisa memberikan inspirasi. HARI ini saya dapat cerita dari pengalaman yang mengesankan, cerita menarik saat berjibaku untuk merampungkan sebuah naskah buku. Draft buku ini sebenarnya sudah cukup tebal, sudah 525 halaman bila dikonversi pada halaman  layout  di  InDesign . Akan tetapi, ada bagian cukup detail yang harus saya masukan dalam deskripsi sesuai hasil masukan  reviewer. Narasumber berkisah kali ini seorang ibu rumah tangga. Dalam wawancara ringan melalui WA, saya menangkap ia punya  sense of journalists  yang terhubung dengan gurunya. Dan ia, sangat bangga dengan gurunya itu. Cerpen anak karyanya sudah muncul di koran  Republika  saat ia masih duduk di bangk