Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

KEHILANGAN

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (terjemah QS. Al-Jumu’ah [62] : 8)   Hampir jam satu dini hari. Akan tetapi, mata tak jua bisa dipejamkan. Nyeri dan demam menyerang lagi. Meski mata dipaksa dipejamkan, tapi kantuk jauh panggang dari api. Tak bisa tidur. Saat demikian itu, ingatan berputar pada sebulan terakhir, bulan kesedihan. Kehilangan orang yang kita menaruh hormat kepadanya, rasanya amat berat. Pada hari kepergiannya, bukan hanya kesedihan dan kehilangan figur, tapi kenangan sewaktu hidup berkelebat lagi seakan menambah beban sedih bertambah dalam. Tentu, kesedihan yang amat beralasan. Dalam sebulan, saya kehilangan dua perempuan. Untuk keduanya, penghormatan saya mendekati sikap hormat pada Ibu karena beberapa alasan. Tentu, alasan kerabat menjadi p

TIPS MENGATASI GATAL DI LIDAH

Sudah aku bilang Ayah jangan sakit, malah sakit. Ini hari ketiga saya demam. Lumayan berat rasanya. Obat hanya membantu mengatasi selama beberapa jam. Setelah itu, demam lagi. Ada infeksi sekitar pangkal paha sebelah kiri. Seperti bisul, tapi tidak seperti rupa bisul umumnya yang ber"mata". Tak tampak ada "mata" pada hari pertama dan kedua selain rasa nyeri. Ya sudah, saya simpulkan saja ini adalah bisul. Dari pada pusing. Melawan nyerinya saja sudah puyeng. Pada malam salat gerhana, rasa nyeri makin berat. Apa mau dikata, tugas tak tega saya batalkan karena waktu kedatangan si bisul tak mempertimbangkan jadwal gerhana yang mepet. Kasihan panitia, mau cari pengganti ke mana. Maka, tetap maju pantang mundur. Bismillah. Akan tetapi, kondisi fit adalah kunci setiap pekerjaan sempurna dieksekusi. Kayaknya begitu. Inilah yang tidak bisa saya persembahkan. Saat takbirratulihram rekaat pertama sampai turun dari mimbar, saya sudah kesulitan mengkompromikan antara hafa

REUNI SPIRITUAL

Reuni Kecil.  Duduk dari kiri ke kanan: Fatimah, Mulyati, Ratu Ratna Wulan, Rosyidah, Habibah, dan Khusnul Halimah. Berdiri dari kiri ke kanan: Saya (Abdul Mutaqin), Mas Amron Khasani, Mas Haji Rusmono, dan  Kang Jari Jahruddin. (Foto: Dok. Mas Haji Rusmono) Ini reuni unik. Boleh dikata, mungkin, inilah satu-satunya reuni yang ditutup dengan kuliah tentang manajemen kematian. Narasumbernya Mas Mono, inisiator reuni dan yang merogoh kocek untuk sup gurame, gurame goreng, ayam goreng, dan lalapan penyerta makan siang yang hangat dan bersahaja. Hati saya dag dig dug seperti suara beduk lebaran sejak berangkat dari rumah. Mau bertemu 'alumni' sejak lulus 25 tahun silam, rasanya gimanaaa gitu. Maaaaaaaak!!!  Ini catatan ringkas saya tentang reuni hari ini. Kamis, 20 Mei 2021, tepat seminggu setelah lebaran. Pertama , bahagia sekali rasanya. Beneran, kebahagiaan itu nyaris tidak berubah seperti dahulu sejak zaman kuliah. Mas Amron lah yang memantik. Dia yang berhasil membawa alam pik

PALESTINA DAN MEME KHILAFAH

Meme Palestina. (Foto: Dok. nugrislucu) Birruh, biddam, nabdika ya Aqsa! DI Palestina, anak perempuan berusia delapan atau sembilan tahun mengaku tidak takut dengan bom Israel itu biasa. Atau, anak laki-laki kelas 2 SMP melempar tentara Isarel dengan batu di komplek Al-Aqsa, itupun pemandangan biasa. Menjadi martir sekalipun, rasanya bukan perkara yang mereka takutkan. “Birruh, biddam, nabdika ya Aqsa!” Kalimat ini diucapkan anak-anak Palestina sambil menarik karet ketapel yang diarahkan ke tentara zionis yang merebut tanah mereka dan menguasai komplek Al-Aqsa. Anak sekecil itu berteriak lantang: “Dengan jiwa dan darah, kami akan membelamu wahai al-Aqsa!” Rasanya, tidak ada tempat di muka bumi ini, di mana anak anak-anak bisa seberani itu selain di Palestina. Seolah, anak-anak itu adalah Izzuddin al-Qassam, sayap militernya HAMAS kecil atau faksi lain seperti Brigade Al-Quds. Seperti namanya, “HAMAS”; Harakah Al Muqawamah Al Islamiyah , “gerakan perlawanan Islam” bila diterjemahkan,

PELANGI

Dikunjungi alumni MIM 2 Cipayung Angkatan 1993. (Foto: Dok. Nurhikmah) Ada kata mutiara yang berbunyi ilmu apabila tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah. Namun, percayalah buah-buah ilmu yang Bapak berikan telah saya bawa sebagai bekal kehidupan. ... Semoga lelahmu menjadi Lillah._ Ziggy. Terus terang, kalimat di atas begitu menghentak. Dikirim oleh siswa saya yang masih sangat muda. Saya bermenung sejenak, rasanya, pada usia yang sama saat kelas 1 SMP, sekali pun, saya tidak pernah menulis kalimat bernas untuk guru saya seperti yang saya terima dua hari kemarin persis di hari lebaran. Bisa jadi karena waktu itu saya belum mengenal teknologi Handphone. Namun, bukan itu rasanya alasan yang jujur. Literasi saya amat terbatas. Ini alasan yang benar. Siswa saya ini, meski baru kelas 7, tetapi literasinya memukau dari kalimat ucapan selamat lebaran yang dia kirim. Kalimatnya berhasil membuat saya speechless dan merenung hanya dengan satu paragraf saja. Hebat anak ini.