KITAB-kitab fikih yang kita pelajari sebetulnya produk-produk, sebagian besar produk Perang Salib. Maka itu konsep kenegaraan itu masih ada Darus Silmi , negara Islam. Kalau bukan negara Islam, berarti Darul Harb , negara musuh. Membaca utuh berita CNN pada https://www.cnnindonesia.com/ , ada tiga kata kunci sebagai poin pentingnya, yaitu produk fikih, Perang Salib, dan radikalisme. Pada paragraf awal berita, ketiga kata kunci itu sudah sangat jelas bahwa dikatakan “untuk mengkaji ulang pelajaran fikih di pondok pesantren jika hendak menangkal paham radikalisme .” Secara tidak langsung, ini sama saja ‘menuduh’ pesantren dan kitab fikih sebagai pemicu radikalisme. Bagi para santri alumni pesantren, mungkin akan sangat mudah menjawab ‘tuduhan’ itu. Merekalah yang tahu persis tentang muatan kitab fikih yang didalami di pesantren, mengajarkannya kembali kepada para santri di tempat lain, dan tentu mengamalkannya dalam praktik ubudiyah sehari-hari. Dari sini, para santri tentu bisa menguk