Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Berhala Arab Pra Islam

Bendungan Ma'arib

Kaum 'Ad dan Kaum Tsamud

Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (QS al-Haqqah [69]: 6-8). Kaum Ad dan Tsamud termasuk bangsa Arab yang telah punah (Arab Baidah). Menurut catatan sejarah, kaum ‘Ad merupakan salah satu suku tertua sesudah kaum Nabi Nuh AS. Kaum ‘Ad juga tidak mengenal Allah SWT sebagai Tuhannya, seperti kaum Nabi Nuh AS. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar serta disembah sebagai tuhan. Kaum ‘Ad hidup sangat makmur. Mereka memiliki peradaban yang tinggi dan unggul dalam bidang pertanian karena air yang melimpah. Mereka juga memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka juga menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan ke

Bahasa Ibrani

Bahasa Ibrani termasuk bahasa yang sangat tua. Dalam web https://www.churchofjesuschrist.org/study/scriptures/gs/hebrew?lang=ind , bahasa Ibrani merupakan bahasa orang Semit yang digunakan oleh anak-anak Israel. Dijelaskan pula, bahwa bahasa Ibrani digunakan oleh bangsa Israel sampai sekembalinya mereka dari penawanan Babilonia, yang pada waktu itu bahasa Aram menjadi bahasa percakapan sehari-hari. Pada masa Yesus, bahasa Ibrani adalah bahasa orang terpelajar, hukum, dan sastra keagamaan. Sejalan dengan penjelasan di atas, pada web https://id.wiktionary.org/wiki/bahasa_Ibrani , dikatakan tentang bahasa Ibrani sebagai "Sebuah bahasa semitik dari rumpun bahasa Afro-Asia yang merupakan bahasa resmi Israel." Penjelasan ini sama dengan penjelasan dalam web wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Ibrani yang menyatakan bahwa bahasa Ibrani merpakan sebuah bahasa Semitik dari cabang rumpun bahasa Afro-Asia yang merupakan bahasa resmi Israel , dan dituturkan sebagian orang

‘Sinisisme’ Produk Fikih Perang Salib

KITAB-kitab fikih yang kita pelajari sebetulnya produk-produk, sebagian besar produk Perang Salib. Maka itu konsep kenegaraan itu masih ada Darus Silmi , negara Islam. Kalau bukan negara Islam, berarti Darul Harb , negara musuh. Membaca utuh berita CNN pada https://www.cnnindonesia.com/ , ada tiga kata kunci sebagai poin pentingnya, yaitu produk fikih, Perang Salib, dan radikalisme. Pada paragraf awal berita, ketiga kata kunci itu sudah sangat jelas bahwa dikatakan “untuk mengkaji ulang pelajaran fikih di pondok pesantren jika hendak menangkal paham radikalisme .” Secara tidak langsung, ini sama saja ‘menuduh’ pesantren dan kitab fikih sebagai pemicu radikalisme. Bagi para santri alumni pesantren, mungkin akan sangat mudah menjawab ‘tuduhan’ itu. Merekalah yang tahu persis tentang muatan kitab fikih yang didalami di pesantren, mengajarkannya kembali kepada para santri di tempat lain, dan tentu mengamalkannya dalam praktik ubudiyah sehari-hari. Dari sini, para santri tentu bisa menguk