Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

KETIKA JAKARTA TIDAK LAGI MENJADI IBU KOTA NEGARA

Behind The Gates. Foto Credit Marcel Ardivan on Usnpalsh. RASANYA, saya belum berhenti menikmati selebrasi sebagai pendatang baru. Seakan, hati bak bunga mekar, segar terus. Bagaimana tidak, satu karya puisi saya lolos di antara karya para penyair hebat. Ini sesuatu banget. Bermula dari teman sejawat; Alvian Novaldi Sutisna yang mengundang saya untuk ikut menulis puisi pada satu event bertajuk “KETIKA JAKARTA TIDAK LAGI MENJADI IBU KOTA NEGARA”. Naskah yang dipandang layak, akan dimuat dalam satu buku antologi puisi setelah melewati proses kurasi. “Puisi, ya?” Tanya saya. Alvian mengangguk. “Ikutlah,” katanya meyakinkan. Saya tidak yakin, alias tidak punya “keyakinan” untuk menulis puisi. Meskipun saya menyukai dunia literasi menulis, tapi menulis puisi hampir tidak pernah saya lakukan. Apalagi menulis puisi untuk diikutsertakan pada satu event, ini lebih “mengerikan”. Tak lah, saya tak berani. Alvian terus menggoda saya, lebih tepatnya memprovokasi. Saya bergeming. Akan tetapi, saya

MAS ROID NAIK HAJI

Makkah al-Mukarramah. Foto Credit https://sp.spa.gov.sa/ AKU memanggilnya Mas Roid. Nama "Roid" itu mirip karakter bintang dalam satu dua film Bollywood; "Rohid". Ah, tidak. Mas Roid yang nama penuhnya "FAROID", ini lebih keren dari sekadar nama Mithun Chakraborty. Aku coba googling . Sepi. Jarang sekali orang memakai kata itu sebagai nama diri. Artinya, nama ini tidak pasaran. Unik. Namaku saja kalau di- googling di mesin  search engine , ngampar . Artinya, namaku itu pasaran. "Mulyati", pasaran. "Rosidah", pasaran. "Slamet", juga pasaran. Apalagi "Yadi", "Ratu", atau "Yayat", lebih pasaran. Haaaa. Yang lebih pasaran dari nama-nama pasaran di atas adalah namaku. Kerap, ia dipakai untuk nama masjid jami, musala, madrasah atau pondok pesantren, juga majelis taklim. Rasanya, di usia yang sudah kepala 5 ini, belum pernah aku menjumpai sebuah masjid tertulis di papan namanya "Masjid Jami Mulyat

SIHIR KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi. Foto credit https://www.djkn.kemenkeu.go.id PADA Jumat, 16 Juni 2023 kemarin, MTS Pembangunan menggelar pelatihan bertajuk "Komunikasi Efektif". Pesertanya para pendidik dan tenaga kependidikan. Beberapa ada pejabat di lingkungan Yayasan Syarif Hidayatullah, Pimpinan Unit, dan Tata Usaha di forum itu. Narasumber; Iwan Ridwan dengan pengalamannya yang segudang membawakan materi dengan apik dan menarik. Suaranya khas, intonasinya konstan, berkharisma. Mantap lah pokoknya. Acara dibuka oleh Yayasan; Pak Tanenji, MA. Pak Nenji membuka kata sambutan dengan kasus faktual yang enteng, tapi punya kaitan yang sangat kuat dengan tajuk pelatihan hari itu. Mantap lah pokoknya. Saya menikmati pelatihan itu, meski di akhir sesi sempat menghilang untuk persiapan naik mimbar Jumat di KPP Pajak Pancoran, TB Simatupang. Tentu, ke TB Simatupang Jumat itu, saya mendapat tambahan bekal; komunikasi efektif di atas mimbar di tengah kekhawatiran telat karena hujan yang belum juga reda

LITERASI MARWAH

Marwah. Foto Credit: https://kbbi.lektur.id/marwah RAPAT pleno hari ini agak berwarna. Bukan hanya soal nilai peserta didik yang diplenokan, melainkan perkenalan guru baru “diplenokan” pula statusnya. Hahahaha. Seru. Pak Eko paling sering disebut-sebut. Entahlah, barangkali Pak Eko terlalu “mempesona” untuk diabaikan begitu saja. Ehehehehe. Apalagi saat waktu berpisah dengan Bu Raisa, Bu Kamila, dan Pak Asfia. List nama yang menggema bertambah, bukan hanya Pak Eko, tapi juga Sang Pujangga; Alvian Revaldi Sutisna, dan Miss Afni. Ehehehehehe. Entahlah, jika hati ini terasa hampa ditinggal mereka, apalagi yang bertiga itu. Wkwkwkwkwkwk. Maaf ya, kawan. Semoga mereka bertiga mendapat pengalaman berharga di madrasah tercinta ini. Ehem. Ada persoalan substansial yang disinggung Pak Kamad saat memberi pengantar pleno. Boleh jadi, ini terlalu substansial dalam konteks relasi sesama pendidik, pendidik dengan peserta didik, dan pendidik dengan orang tua wali peserta didik. Ini menyangkut marw

JAKARTA DALAM PUISI

Peluncuran Antologi Jakarta Dalam Puisi , perlu diapresiasi. Host menyebut,  launching karya puisi hari ini adalah kali pertama sepanjang 50 tahun usia Madrasah Pembangunan. Great! Sejak 2015, saya sudah mengatakan bahwa acara semacam ini penting di Madrasah Pembangunan. Lukisan  Ellisa; The Wind of Change, boleh ditanyakan lagi seberapa penting membentuk ekosistem literasi sampai 5 Februari kemarin. Tentu, saya girang gelaran acara hari ini. Acara ini digawangi guru-guru bahasa, guru-guru yang paling berkepentingan bagi pengembangan literasi menulis, dalam konteks menulis karya fiksi maupun nonfiksi. Sebagai ekspresi rasa girang itu, tulisan ini saya susun dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tentu, tulisan ini subyektif, sesubyektif pembaca tulisan ini. Pertama , karya puisi menjadi karya kali pertama yang dirayakan dalam selebrasi launching di MTS Pembangunan. Akan tetapi, selebrasi launching karya siswa MTS Pembangunan dalam genre prosa, ia sudah berkali-kali. Pada 5 Febru