Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

SPEECHLESS

JIS (Jakarta International Stadium) Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto Credit Instargam @aniesbaswedan. HARI ke-2 Futsal Training caMP bertajuk “Feel The Real Training caMP” bagi enam belas peserta didik Madrasah Pembangunan bikin speechless saya. Asli speechless. Mulanya, speechless saya sangat pragmatis. Bagaimana tidak, saya sedang reschedule wawancara dengan Dr. Andy Hadiyantyo, MA–akademisi Universitas Negeri Jakarta, pernah menjabat Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UNJ– yang beberapa kali kesempatan tertunda karena kesibukan beliau. Lha, tak disangka, Futsal Training caMP hari ke-2 dilaksanakan di UNJ, di Fakultas Ilmu Olahraga UNJ. Kepada Pak Saroni yang punya acara saya bertanya, apakah guru SKI sah bila ikut acara? Ternyata, katanya sah dan boleh. Nah, saya speechless, dong. Memang, saya bukan murni mau mengikuti acara Futsal Training caMP-nya Pak Saroni dengan khusyuk dan khidmat. Saya hanya butuh tumpangan ke UNJ. Segera saya kontak Dr. Andy. Duh, Pak Andy

JASAD YANG TAK RAPUH

Wisudawan berpose usai acara berlangsung. Foto credit Abdul Mutaqin. BERUNTUNG selamanya dunia akhirat bagi yang menghafalkannya. Bagaimana tidak, saat ia meninggal jasadnya tetap utuh (tidak dirusak tanah) Ya Allah, Nak. Jasad kalian saja lebih mulia dariku. Apatah lagi hati dan jiwa kalian. Asal kau ingat, akulah orang pertama yang meminta keberkahan Alquran dalam perantaraan kalian.| HARI ini hari air mata. Bukan karena mengupas bawang di bibir retina. Bukan. Air mata ini berurai karena sebelas laki-laki dan sebelas perempuan peserta didik MTS Pembangunan UIN Jakarta kelas 9. Mereka meniupkan angin sejuk beraoma hijaiyah . Lebih dahsyat dari percikan aroma bawang. Mata terasa sejuk haru, bukan panas berair, dan lalu meleleh. Lelehannya hangat mengharukan. Ini "air mata Alquran". Bagaimana tidak, dua puluh dua mereka telah hafal di atas 10 juz, satu orang hafal 22 juz, dan dua orang telah khatam hafal 30 juz. Hari ini mereka diwisuda, memakai mahkota tahfizh, dan melelehk

MENYUNTING GURU LITERAT

  Menyunting naskah. Foto Credit Avel Chuklanov, Unsplash. SEPATUTNYA, guru belajar menyunting. Apa urgensinya? Sangat urgen. Mari kita bicarakan agak serius. Saya akan membahasnya dari pengalaman mengikuti webinar pada sore kemarin, Rabu 22 Juni 2022.Webinar ini keren, mengajak "Menjadi Guru Penyunting Andal Bersama Penyunting Profesional". Narasumbernya Ahmad San, editor Jawa Pos. Meskipun webinar ini mengarahkan peserta pada kemahiran menyunting naskah berita, esai, artikel atau opini, bagi saya, bekal ilmu menyunting bisa diterapkan lebih spesifik pada domain pedagogik. Selain mengajar, guru kerap melakukan aktivitas menulis; menulis kisi-kisi atau menulis soal. Nah, di sinilah urgensi kemahiran menyunting bagi guru yang saya maksud spesifik itu. Apabila diperluas dengan keharusan menulis modul atau buku ajar, tentu bobot kepentingan mahir menyunting lebih substantif. Akan tetapi, hal ini tidak mengurangi substansi kepentingan untuk penyuntingan naskah kisi-kisi atau so

HANDPHONE JADI MAKMUM

Flyer Canva Design. Foto Credit Abdul Mutaqin Di rumah, aku tidak pernah mendengar suara musik, tapi hari ini, justru aku mendengar musik di rumah Allah..” SATU kali, Imam Masjidil Haram Syaikh Abdurrahman As Sudais begitu masygul. Pasalnya, ada ponsel milik jamaah yang rupanya tidak dimatikan lalu bernyanyi saat shalat berjamaah berlangsung. Syaikh As Sudais menangis usai mengimami shalat. Lalu, sembari menghadap kepada jamaah masjid, Syaikh As Sudais berkata seperti pada kalimat pembuka tulisan ini. Ini masalah yang terus berulang. Jujur, banyak orang mengalami dan mendapati fenomena ini. Tadi subuh, keberulangan itu berlangsung di Al-Huda. Tidak kebayang apabila ringtone yang berbunyi, misalnya lagu “Goyang Dombret” . Hanya saja, di Al Huda tidak seperti Syaikh As Sudais, Imam tidak menyampaikan keprihatinannya. Barangkali karena ringtone yang berbunyi tadi subuh itu bukan ringtone lagu.  Di beberapa masjid, peringatan untuk mengelola handphone  ponsel menjelang shalat banyak dip

RUMI DI MADRASAH PEMBANGUNAN

Tari Sema. Foto Credit Abdul Mutaqin PARADISE 2022, Parade Tahfizh & Apresiasi Seni Islam, "Berkarya Melalui Spirit Al-Qur'an". Parade Tahfizh dan dengan besar di atas berkibar di Madrasah Pembangunan, pada Jumat berkah, 17 Juni 2022. Sebuah gelaran campur aduk haru, gembira, dan terkesima. Alquran Mulia Dr. Bahrissalim, MA, Direktur MP UIN mengawali sambutan dan membuka acara. Sepemahaman saya, ada tiga pesan meyakinkan Pak Direktur dalam kata sambutannya. Pertama , Alquran adalah kitab sempurna, kitab mulia. Kedua , Siapa pun yang menginginkan kesempurnaan dan kemuliaan hidup, maka mendekatlah kepada Alquran. Dan ketiga , ada tiga tipologi penghafal Alquran. Dr. Bahris mengingatkan, jangan jadi penghafal Quran, tapi zalim. Dialah penghafal Alquran namun tidak mengamalkan pesan-pesan ayat yang dihafalnya, ini tipologi pertama. Atau menghafal Quran, tapi belum mengamalkan isinya, ini tipologi kedua. Sedangkan kesempurnaan dan kemuliaan hidup bersama Alquran adalah

SAMPAH ZAMAN

Fitriyanti dalam Meet The Writer bersama Deasy Tirayoh. Foto Credit Ahmad Rudianto.  Sirine Seorang anak menggambar ambulans dengan sirine menyala Wajah ambulansnya sedih semenjak corona Meraung di jalan, membawa ratusan nama yang dibenamkan suara Pada lembar kedua Tampak para astronot menyambut di depan galian tanah terbuka Sebuah peti putih bertuliskan Mama berbingkai cinta Buku gambar ditutup, ada sirine di depan rumah Mata kecilnya mengintip ke jendela Papa sedang dibawa astronot ke angkasa. Puisi Sirine di atas milik Deasy Tirayoh. Saya kutip dari laman https:/kantorbahasasultra.kemdikbud.go.id/. Hari ini, saya berkesempatan berjumpa dalam  forum Kelas Menulis Fiksi Ilmiah yang digagas Pak Sandy dan Bu Fitri di Baca di Tebet (BDT).| PAK Sandy dan Bu Fitri, dua guru sains Madrasah Tsanawiyah Pembangunan yang  menaruh minat pada literasi membuat small group Student Writer , tindak lanjut dari gelaran acara Latihan Dasar Penelitian yang mereka gagas. Kali ini, Deasy Tiray

GOODBYE LOMBOK

Cuaca cerah di atas tanah Lombok dari pesawat Airbus A 320, 11 Juni 2022 pukul 16.45 WITA. Foto Credit Abdul Mutaqin. HUJAN cukup deras. Bandara Praya,  Lombok International Airport Zainuddin Abdul Majid basah kuyup. Dag dig dug rasa hati menanti terbang. Bagaimana jika hujan semakin deras? Ini bukan first fly bagi kebanyakan guru yang ikut rombongan Pak Eko. Lagi pula, waktu terbang Lombok-Jakarta hanya satu jam lima puluh lima menit. Aka tetapi, hujan, cuaca, dan landasan pacu yang basah, pikiran jadi pucat sepucat pasi wajah teman Pak Eko yang berusaha melawan arus sewaktu snorkeling di Gili Air, Gili Meno, dan baru cerah saat berhasil dievakuasi naik ke perahu. Barulah wajah teman Pak Eko yang tampak sengsara itu jadi semringah berseri-seri saat di Gili TrawanganšŸ¤£. Saya sendiri merasakan arus kuat Gili Meno yang bikin keki. Dari atas perahu, ia tampak jernih, tenang, dan menggoda. Tapi rupanya, ia bak perawan yang diam-diam menghanyutkan. Pas nyemplung, arusnya kuat sekali. Mesk

REZEKI DI PAGI BUTA

Ilustrasi ojol. Foto Credit https://tajdid.id/ DICANCEL, gak apa. Mungkin pengendara lelah dan ngantuk. Lagi pula, ini sudah pagi, hampir pukul dua dini hari. Sempet gerutu juga, sih. Jika lelah dan ngantuk, seharusnya aplikasi dimatiin dong. Kasian kan, orang butuh waktu, malah dicancel. Tapi, siapa saya? Itu hak pengemudi. Deg-degan mulai meninggi. Waktu terus merambat menua. Pukul tiga, harus sudah kumpul di meeting point, terus berangkat ke bandara. Sementara, waktu telah menunjuk pukul dua lebih sedikit. Beberapa menit menunggu, akhirnya dapat pengemudi baru. "Alamak! Ro******!" Gerutu saya. Sekarang, giliran saya yang harus memilih cancel, atau tetap melanjutkan. Masalahnya, pengemudi ojek onlinenya perempuan. Haduh, malah tambah deg-dagan ini. Mau cancel, belum tentu dapat pengemudi baru dalam waktu cepat, bisa kesiangan. Dilanjutkan, gimanaa gitu. Secara mana, saya laki-laki, dia perempuan. Karena pertimbangan soal waktu, maka untuk kali ini saja, saya kesampingk

ANAK KANDUNG LIBERALISME

Gene Robinson dan Mark Andrew dalam upacara pernikahan sipil mereka pada 2003. Photo Credit,  https://www.bbc.com/ LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender),"anak kandung" sekularisme dan liberalisme semakin hangat dibincangkan. Momentum Deddy Corbuzier mengundang pasangan gay Ragil Mahardika dan Frederick Vollert di media podcast- nya, menaikkan suhu menjadi panas. Deddy bahkan dianggap bikin gaduh dan mendukung LGBT. Ragil Mahardika diketahui menikah dengan Frederick Vollert; laki-laki asal Jerman. Selain Ragil, ada pasangan Jacky Rusli, pria Indonesia yang menikah dengan Sath Halim, pria asal Amerika. Ada Erwin Chandra dan Michael Hinz dari Jerman. Ada Wisnu Nugroho yang menikah dengan pria asal Perancis. Dan masih ada banyak pasangan gay di negeri mayoritas muslim ini. Hari ini, 31 negara sudah melegalkan LGBT. Negara-negara itu menjadi tempat pelarian bagi pasangan "kawin lari" para homo. Maka, banyak pasangan homoseksual Indonesia yang menikah di sana u