Langsung ke konten utama

JAKARTA DALAM PUISI


Peluncuran Antologi Jakarta Dalam Puisi, perlu diapresiasi. Host menyebut,  launching karya puisi hari ini adalah kali pertama sepanjang 50 tahun usia Madrasah Pembangunan. Great!


Sejak 2015, saya sudah mengatakan bahwa acara semacam ini penting di Madrasah Pembangunan. Lukisan  Ellisa; The Wind of Change, boleh ditanyakan lagi seberapa penting membentuk ekosistem literasi sampai 5 Februari kemarin.

Tentu, saya girang gelaran acara hari ini. Acara ini digawangi guru-guru bahasa, guru-guru yang paling berkepentingan bagi pengembangan literasi menulis, dalam konteks menulis karya fiksi maupun nonfiksi.

Sebagai ekspresi rasa girang itu, tulisan ini saya susun dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tentu, tulisan ini subyektif, sesubyektif pembaca tulisan ini.

Pertama, karya puisi menjadi karya kali pertama yang dirayakan dalam selebrasi launching di MTS Pembangunan. Akan tetapi, selebrasi launching karya siswa MTS Pembangunan dalam genre prosa, ia sudah berkali-kali. Pada 5 Februari 2023 kemarin saja, ada dua karya siswa MTS juga di-launching; Amieru dan Chekhov's Gun.

Kedua, narasumber yang dihadirkan; Tatang Muttaqin, Ph.D. kaya pengalaman literasi menulis. Pak Tatang sudah pula mengoleksi karya buku dari pengalamannya sebagai akademisi dan birokrat. Nuansa bukunya ber-setting dalam dan luar negeri. Meskipun gaya pemaparan Pak Tatang terkesan datar, tapi isinya banyak dagingnya dalam konteks tradisi menulis. Sayang bila audiens tidak menyerap, apalagi tidur.

Ketiga, kerja inisiator; dari merencanakan konten, menyeleksi naskah, editing, layouting, revisi, covering, sampai naskah ber-ISBN siap cetak, bukanlah kerja ringan. Ini kerja yang tak tampak, ia senyap, tapi sangat melelahkan. Maka, launching sebagai puncak kelelahan bekerja inisiator, memang patut diapresiasi.

Keempat, ini yang paling substantif dan krusial. Ini serius sekali. Karya yang di-publish harus clean dari indikasi plagiasi. Jangan sampai karya yang sudah dipublikasi, ada pihak yang menuntut di belakang hari atas tuduhan plagiat.

Di sini, pengalaman dan kompetensi penggagas akan banyak bercerita. Peran editor dan kurator diuji di sini. Maka, pengalaman, kompetensi, tentu ketelitian, kesabaran, dan banyak membaca akan sangat menolong editor dan kurator bekerja senyap.

Hari ini, kreativitas menulis didukung resources yang melimpah. Internet menyimpan berbagai informasi, data, jurnal, artikel, foto atau video yang dapat diolah menjadi tulisan. Apalagi dengan bantuan si AI (Artificial Intelligence), siapa pun bisa menulis bak penulis "profesional".

Akan tetapi, kemudahan resources itu juga menjadi pintu kemudahan melacak sebuah tulisan, apakah ia hasil plagiasi atau orisinal. Dan, itu bisa dilakukan dalam hitungan detik.

Jadi, aktivitas menerbitkan karya memang "ngeri-ngeri sedap".

Semoga karya "Jakarta Dalam Puisi" bisa menginspirasi karya berikutnya.

Aula Andalusia, 6 Juni 2023.
Penggemar literasi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Three Cycles of Certainty

Peserta Kuliah Manajemen Kematian Komplek Griya Sasmita, Serua, Depok berpose dengan narasumber. Foto credit, Mas Mono. BISA jadi, teori kecerdasan ganda Howard Gardner dikagumi dalam kesadaran hidup. Gardner telah mengidentifikasi delapan kecerdasan: linguistik, logis-matematis, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik . Gardner juga mempertimbangkan dua kecerdasan tambahan, eksistensial dan pedagogis . Teori Gardner banyak dibincangkan dan dipasangkan dalam teori belajar. Teori ini dianggap akademisi dan praktisi pendidikan sangat relevan dengan asumsi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi kecerdasan berbeda tiap individu. Kecerdasan-kecerdasan di atas –sering disebut dengan multiple intelligences – di bangku sekolah dipandang penting untuk mengembangkan kecakapan hidup setiap peserta didik. Aplikasi dari teori ini berupa rancangan proses pembelajaran yang bisa menjangkau pengembangan kecerdasan paling dominan yang dimiliki peserta didik di

"MISTERI" DI BALIK "TARAWIH TERAKHIR"

Draft "Tarawih Terakhir" Kita harus mulai berpikir seperti sungai jika ingin meninggalkan warisan keindahan dan kehidupan untuk generasi mendatang." – David Brower. INI sepenggal kisah. Kisah tentang para pemburu pasir Ciliwung dalam draft buku “Tarawih Terakhir”. Semula, rencana buku ini akan diluncurkan pada 18 November 2021 saat 95 % buku sudah siap pada Agustus 2021. 18 November adalah “waktu keramat”, tepat saat Milad Muhammadiyah ke-109. Bagi warga persyarikatan, Milad itu seperti saatnya berjumpa kekasih. Senang, bahagia, dan semringah jadi satu. Akan tetapi, karena kendala teknis, momentum Milad akhirnya tidak bisa direngkuh. Ia berlalu. Rasanya, seperti ditinggalkan sang kekasih tercinta yang pergi tanpa pesan. Mengapa Milad? Ya, karena buku ini punya benang merah yang kuat dengan persyarikatan Muhammadiyah Ranting Pulo. Rekaman para pejuang penggali pasir Ciliwung untuk membangun masjid yang dulunya Langgar Pak Tua Naen. Masjid yang kelak dibangun mereka susah

2920 HARI

Ilustrasi Perempuan Berhijab. Foro Credit https://www.islampos.com/ TIGA hari lalu, saya dan istri begitu bahagia. Kabar tentang Vera membuat kami berdua semringah. Bagaimana kami tidak bahagia, Vera sudah sah menjadi seorang ibu. Vera sahabat istri saya, guru dari putra saya yang istimewa; Qurban Bayram Jaziila. Vera amat telaten mendampingi putra kami ini dengan segala keunikan Jaziila. Sewaktu duduk di kelas dua, sepatu melayang. Lain waktu, Vera dan Jaziila seperti rebutan tas, saling tarik. Pasalnya, Jaziila ngambek, dia tidak suka diberi PR dari Wali Kelasnya itu. 17 Juli esok, Jaziila sudah masuk SMA. Dia sudah berubah banyak. Dan, Vera diakuinya sebagai guru favorit saat ia kenang sekarang. Hanya saja, malam ini, raut wajah Jaziila tidak sesemringah seperti dia mengenang kelakuannya pada Vera semasa di SD dulu. *** TIGA hari berlalu kemarin, saya dan istri bergegas akan menjenguk Vera. Kami ingin merasakan aura bahagia bersama, juga bersama suaminya. Maka, meskipun sedikit cap