Langsung ke konten utama

Liberalis Tertusuk Duri

Bukti Kicauan Guntur Romli. Bantahan M Khumaini Pakar IT yang menyebut bahwa kicauan Politikus PSI tentang Alquran adalah asli, bukan hoax. Sumber gambar: https://suaranasional.com/

Membaca tulisan Ustaz Budi Nurastowo Bintriman "AROMA LIBERAL, AGNOSTIS, DAN ATHEIS ACARA BUKBER PARA KADER ALUMNI SE SOLO RAYA" cukup mengherankan. Tulisan itu mengulas pikiran nakal berbau liberal.

Inilah yang saya maksud "mengherankan" itu, bukan tulisannya Ustaz Budi. Saya heran, kok masih ada orang yang kepincut pemikiran ini, pemikiran yang lahir dari rahim Kristen hasil pernikahannya dengan Hermeneutika untuk membantu Kristen menjawab problem Bibel vs Sains. Jadi, ibu dan bapak liberalisme adalah Kristen dan Hermeneutika. Tidak habis pikirnya, pemikiran ini belakangan latah diadopsi sarjana Muslim Indonesia. Seakan Islam mengalami problem yang sama, seperti problem Kristen dan Bibel, seakan Alquran dan peradaban Islam pernah bertengkar dengan Sains.

Di negara asalnya pun, liberalisme sudah dianggap gagal. Ia bahkan dituding menjadi biang keladi rusaknya moral kehidupan orang Amerika dan Barat Kristen yang serba bebas. Masyrakat Kristen di sana sudah kehilangan ruh agama serta jiwa Kristus-nya. Orang jadi mudah putus asa, sering bertindak radikal, dan kehilangan kontrol. Beberapa kasus pembantaian di dunia pendidikan di Barat yang selama ini mendengung-dengungkan liberalisme pemikiran adalah contoh paling brutal kegagalan liberalisme agama di sana. Tragedi itu seperti menampar bolak-balik pipi peradaban Barat dengan tangan mereka sendiri. Lihatlah fakta kebrutalan itu di Amerika berikut ini:
  • 1989 terjadi pembantaian di sekolah Stockton California, 5 orang tewas;
  • 1998 di sekolah yang berada di Jonesboro Arkansas, korban 6 orang;
  • 1999 di sekolah Columbine Colorado, 13 orang tewas;
  • 2005 remaja 16 tahun membunuh 5 orang di sekolahnya;
  • 2006 seorang remaja menembaki 11 remaja putri, 5 orang tewas;
  • 2007 32 orang tewas dibantai di Universitas Virginia Tech;
  • 2008 seorang siswi membunuh rekannya sebelum bunuh diri;
  • 14 Februari 2008 18 orang tertembak di Universitas Northern Illinois, 5 orang tewas. 
Di Barat dan Eropa pun demikian. Berikut daftarnya:
  • Pada 1989 di Universitas Montreal Kanada 14 orang tertembak oleh seorang pria termasuk pelakunya bunuh diri;
  • Pada 1996 di Inggris, seorang bersenjata mengamuk di sebuah sekolah dasar di Dunblane, Skotlandia. 16 anak dan guru-guru tewas ditempat setelah ditembaki oleh pria bersenjata itu. Setelah itu, sang pria bunuh diri;
  • Di Freising, Bavaria, Jerman pada Februari 2002, seorang mantan murid menembaki sekolahnya dengan garang. Tiga orang tewas, seorang guru terluka parah, dan si pelaku bunuh diri;
  • Pada 26 April 2002. Seorang pria 19 tahun bernama Robert Steinhauser mulai menembak di Erfurt setelah mengatakan tak ingin mengikuti tes. 12 guru, seorang sekretaris, dua orang murid, dan seorang polisi tewas dalam aksi nekat itu;
  • Pada 1 September 2004, sebuah sekolah di Beslan dikepung, 314 warga sipil, termasuk 186 anak tewas tewas di sekolah kota Beslan di Ossetia Utara, Rusia;
  • 20 November 2006 di Jerman. Seorang mantan murid berusia 18 tahun menembaki sebuah sekolah di barat Emsdetten. Setidaknya 11 orang luka-luka sebelum si pelaku bunuh diri;
  • Pada 7 November 2007, di Finlandia seseorang membunuh 6 murid laki-laki, suster sekolah dan kepala sekolah. Dan lagi-lagi, si pelaku menembak dirinya sendiri setelah beraksi di SMA Jokela yang berada tak jauh dari Helsinki;
  • Peristiwa itu berulang di Finlandia pada 23 September 2008. Seorang murid menembaki sekolahnya di Kauhajoki. 9 Murid dan 1 orang staf sekolah tewas sebelum di pelaku bunuh diri;
  • Pada 2009, aksi penembakan terjadi di sekolah menengah di Winnenden, Jerman. 15 orang tewas dalam peristiwa tersebut;
  • Pada 23 Januari 2009 di Belgia, seorang pria dengan wajah dicat putih dan mata hitam menikam dua bayi dan seorang perempuan di pusat perawatan anak di Belgia;
  • Pada hari yang sama di Norwegia, seorang polisi menembak seorang guru perempuan dan kemudian menembak diri sendiri. Beberapa hari kemudian, sang polisi tewas.
Serem.

Maka, bagi orang Amerika dan Barat Kristen yang masih punya otak dan nurani, liberalisme sudah tidak laku. Boleh jadi, Kristen sebagai ibu kandung liberalisme pun tidak laku lagi. Maka, tidak perlu heran bila banyak Pendeta di Amerika dan negara Eropa kehilangan job khotbah karena gereja-gereja mereka kosong ditinggalkan jemaat. Tidak sedikit kemudian gereja bernasib seperti properti biasa yang dijual atau dilelang lalu dialih fungsi menjadi toko, restoran, atau kedai-kedai kopi. Masih untung bila dibeli komunitas muslim untuk dijadikan masjid sehingga martabat gereja sebagai rumah ibadah tidak terlalu jatuh. Sebaliknya, Islam malah booming di sana. Pertumbuhan para muallaf cukup fantastis.

Karena itu, banyak analisis pakar memperkirakan, liberalisme, khususnya liberalisme agama tinggal menunggu ajal di kampung halaman. Walaupun masih laku, hanya dibeli segelintir peminat di stan-stan loakan. Lha ini, di negara “Konoha” ada 'Insan Mulia', muslim pula dia, masih bergairah mengasong pemikiran ini di acaranya Ustaz Budi di Solo. Qiqiqiqiqiqiqi.

JIL (Jaringan Islam Liberal) sendiri, agen penjual Islam Liberal di Indonesia yang pernah gagah sekali, sejak 2014 boleh dibilang sudah tutup usia. Menurut Abdul Moqsith Ghazali, JIL mulai sekarat sejak mulut-mulut pengasongnya tidak bisa lagi menyusu dari The Asia Foundation (TAF). Selama kurun waktu 2001 hingga 2005, JIL mendapat kucuran dari TAF ini 1,4 miliar rupiah per tahun–Ulil Abshar Abdalla mengakui hal ini. Maka, ketika dana itu distop, ya megap-megap lalu kolaps.

Selain itu, faktor JIL mulai tidak laku dan akhirnya sekarat menurut Moqsith karena tidak lagi mendapat dukungan dari organisasi-organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah, dan UIN. Hal ini terjadi karena pemikiran rusak Islam Liberal menuai banyak kritik dan penolakan dari mayoritas masyarakat Muslim.

Makanya, saya ‘gak kebayang, Ustaz Budi dan teman-temannya ditawari "barang loakan" di acara buka bersama itu. Ada yang membeli apa tidak julan itu, tidak dijelaskan. Kalaupun ada yang beli, saya kira  karena brand pemikiran liberal ini barang impor, masih terkesan keren meskipun sudah loakan. Wkwkwkwkwk.

Dalam tulisannya, Ustaz Budi menyebut –pengasong pemikiran liberal itu– dia Kader Alumni Senior. Dia, dengan membandingkan luas alam semesta yang tidak terbatas ini, baik secara tersurat dan tersirat dikandung Al-Qur'an sampai pada kesimpulan bahwa sudah tak ada lagi tempat untuk "meletakkan" surga dan neraka. Bahwa, neraka itu tidak ada katanya dengan alasan karena Allah penuh rahmat.

Ustaz Budi sudah menjawab dengan tulisan serius dan argumentatif khas jawaban seorang pemikir. Saya, juniornya yang punya spirit literasi dengan mubaligh akar rumput ini memang selalu mengikuti tulisan-tulisannya. Saya hafal betul irama tulisan Ustaz Budi yang tajam, lugas, dan kadang menohok. Belakangan, tulisan-tulisan alumnus Shabran ini makin cadas dan paragraf-paragrafnya mengalir seperti air.

Saya yang pernah punya banyak ide dan argumen konyol melawan liberalisme, gatal juga ingin menanggapi dengan genre saya sendiri yang pasti tidak seilmiah tanggapan Ustaz Budi. Sayang, ide-ide konyol itu sudah hampir layu. Susah sekali untuk disegarkan seperti dulu.

Argumen teologis ilmiah dan nasihat spiritual, memang kadang tidak mempan untuk membuat siuman orang yang mabuk pemikiran liberal. Apalagi jika mabuknya sudah terlalu berat. Jangan harap dia cepat siuman. Yang terjadi dia malah makin teler dan gelo. Sungguh amit-amit, karena sudah jadi gelo, khawatir saja bila sampai mati dia masih berakidah liberal, seperti tokoh yang belum lama ini "qoit" sementara pemikiran liberalnya di kanal Youtube masih bisa ditertawakan banyak orang waras.

Kalau sudah begitu, mending diajak kocak-kocakan khas Kyai Adung, tokoh fiksi rekaan saya untuk menertawakan kelucuan omongan pengidap SEPILIS ini. Kyai Adung ini meracik ‘manhaj gembira’ buat melongok isi kepala orang liberal dengan cara yang jenaka.

Namun, meskipun jenaka, Kiyai Adung suka agak-agak sadis menanggapi liberalisme, misalnya kepada liberalis yang tidak beriman pada siksa kubur, surga, dan neraka. "Cepatlah ente mati, biar tahu siksa kubur itu ada apa enggak!" Celetuknya. Qiqiqiqiqi.

Sebenarnya, pemikiran yang menafikan surga, neraka, siksa kubur, atau kebangkitan manusia dari kubur hanya lagu lama yang diputar ulang dari pita kaset yang baru. Dahulu pada masa Nabi SAW, lagu itu amat sering dinyanyikan Abu al-Hakam alias Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, dan lain-lain. Mereka-mereka ini pioneer yang sering menuduh Alquran yang mengingatkan tentang kehidupan akhirat hanyalah dongeng belaka, asathirul awwalin.

Guntur Romli, mantan petinggi JIL juga pernah nge-tweet yang kira-kira isinya sama dengan nyanyian Abu Jahal cs. “Oleh karena itu, Quran bukan kitab suci bukan pula menyebabkan kita tabu untuk menggaulinya,” kicau Guntur. Pada lain tweet saat menanggapi @sudjiwotedjo, Guntur menulis “Kekuatan Al-Quran bukan sebagai kitab sejarah, tapi kitab kisah atawa dongeng.” Nah, sama toh?

Ash bin Wail adalah pendahulu pengasong pemikiran Liberal yang menolak surga, neraka, dan keyakinan bahwa manusia yang sudah mati kelak akan dibangkitkan. Ash bin Wail menyebut Nabi SAW sebagai kepala penipu, pengikutnya pun penipu dan pendusta. Saudara ipar Abu Jahal ini tidak percaya bahwa orang yang telah mati akan dihidupkan kembali, ada surga, dan neraka seperti yang disampaikan Nabi SAW. Itu semua menurutnya tidak masuk akal.

Satu kali, tokoh Quraisy dari Bani Sahmin ini mengambil tulang belulang dari lubang dan meremukkannya dengan tangannya. Lalu, ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Akankah Tuhan menghidupkan kembali orang ini setelahnya dia dihancurkan?” Tanyanya bermaksud mengejek Nabi SAW. Karena sikap Ash bin Wail ini, turunlah surah Yasin ayat 77-79.

Ash bin Wail memang sudah mati. Jalan pintu kematiannya pun karena kakinya tertusuk duri, sebab yang terhitung sepele. Tapi, efek tusukan duri itu dahsyat yang menyebabkan kaki Ash bin Wail bengkak. Seterusnya Ash bin Wail tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring saja di tempat tidur. Lama kelamaan, kaki Ash bin Wail mengering. Lalu, kerusakan jaringan otot mulai menjalar ke seluruh tubuhnya hingga beberapa bagian dari dagingnya banyak yang rontok berguguran. Salah seorang putranya, Amr pergi ke Thaif untuk membawa dokter, tapi Ash bin Wail keburu mati sebelum dia tiba.

Ish, ish, ish! Ngeri. 

Ash bin Wail memang sudah mati empat belas abad yang lalu. Akan tapi, spirit penolakannya pada surga dan neraka ternyata masih hidup. Neo-neo Ash bin Wail masih hidup di zaman digital ini. Masih pula rajin bernyanyi lagu paham kebebasan yang sudah usang bernada sumbang.

Depok, Sabtu sore hari ketiga Lebaran 1445 H, 13 April 2024 M.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Three Cycles of Certainty

Peserta Kuliah Manajemen Kematian Komplek Griya Sasmita, Serua, Depok berpose dengan narasumber. Foto credit, Mas Mono. BISA jadi, teori kecerdasan ganda Howard Gardner dikagumi dalam kesadaran hidup. Gardner telah mengidentifikasi delapan kecerdasan: linguistik, logis-matematis, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik . Gardner juga mempertimbangkan dua kecerdasan tambahan, eksistensial dan pedagogis . Teori Gardner banyak dibincangkan dan dipasangkan dalam teori belajar. Teori ini dianggap akademisi dan praktisi pendidikan sangat relevan dengan asumsi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi kecerdasan berbeda tiap individu. Kecerdasan-kecerdasan di atas –sering disebut dengan multiple intelligences – di bangku sekolah dipandang penting untuk mengembangkan kecakapan hidup setiap peserta didik. Aplikasi dari teori ini berupa rancangan proses pembelajaran yang bisa menjangkau pengembangan kecerdasan paling dominan yang dimiliki peserta didik di

"MISTERI" DI BALIK "TARAWIH TERAKHIR"

Draft "Tarawih Terakhir" Kita harus mulai berpikir seperti sungai jika ingin meninggalkan warisan keindahan dan kehidupan untuk generasi mendatang." – David Brower. INI sepenggal kisah. Kisah tentang para pemburu pasir Ciliwung dalam draft buku “Tarawih Terakhir”. Semula, rencana buku ini akan diluncurkan pada 18 November 2021 saat 95 % buku sudah siap pada Agustus 2021. 18 November adalah “waktu keramat”, tepat saat Milad Muhammadiyah ke-109. Bagi warga persyarikatan, Milad itu seperti saatnya berjumpa kekasih. Senang, bahagia, dan semringah jadi satu. Akan tetapi, karena kendala teknis, momentum Milad akhirnya tidak bisa direngkuh. Ia berlalu. Rasanya, seperti ditinggalkan sang kekasih tercinta yang pergi tanpa pesan. Mengapa Milad? Ya, karena buku ini punya benang merah yang kuat dengan persyarikatan Muhammadiyah Ranting Pulo. Rekaman para pejuang penggali pasir Ciliwung untuk membangun masjid yang dulunya Langgar Pak Tua Naen. Masjid yang kelak dibangun mereka susah

2920 HARI

Ilustrasi Perempuan Berhijab. Foro Credit https://www.islampos.com/ TIGA hari lalu, saya dan istri begitu bahagia. Kabar tentang Vera membuat kami berdua semringah. Bagaimana kami tidak bahagia, Vera sudah sah menjadi seorang ibu. Vera sahabat istri saya, guru dari putra saya yang istimewa; Qurban Bayram Jaziila. Vera amat telaten mendampingi putra kami ini dengan segala keunikan Jaziila. Sewaktu duduk di kelas dua, sepatu melayang. Lain waktu, Vera dan Jaziila seperti rebutan tas, saling tarik. Pasalnya, Jaziila ngambek, dia tidak suka diberi PR dari Wali Kelasnya itu. 17 Juli esok, Jaziila sudah masuk SMA. Dia sudah berubah banyak. Dan, Vera diakuinya sebagai guru favorit saat ia kenang sekarang. Hanya saja, malam ini, raut wajah Jaziila tidak sesemringah seperti dia mengenang kelakuannya pada Vera semasa di SD dulu. *** TIGA hari berlalu kemarin, saya dan istri bergegas akan menjenguk Vera. Kami ingin merasakan aura bahagia bersama, juga bersama suaminya. Maka, meskipun sedikit cap